KARENA tadi Nayra mengangkat kaosnya, maka ketika berbalik, aku sekilas melihat perut yang putih mulus. Aku juga sempat melihat sepasang bukit kembar yang membusung indah. Bukit kembar berukuran besar. Aku juga melihat pucuk bukit yang indah. Pucuk yang berwarna merah muda. Aku hanya melihat sekilas karena dengan cepat Nayra menutupi bagian dadanya dengan tangan kiri.
Nayra tidak menurunkan kaosnya yang tadi diangkatnya. Dia memilih untuk menutupi bagian bukit kembar miliknya dengan tangan. Ketika menutupi dengan tangan, aku melihat Nayra sedikit tersipu. Karena dia tidak menurunkan kaosnya, aku menduga kalau Nayra ingin aku melanjutkan memijat. Karena itu, aku meletakkan tangan kananku ke perutnya. Sambil meletakkan tanganku di perut, aku menatap Nayra. Aku ingin tahu apa reaksinya ketika perutnya aku sentuh.
Reaksi Nayra adalah, dia diam. Dia berdiam diri.
Dia membiarkan tanganku menyentuh perutnya.
Sikap diam Nayra kuartikan kalau dia tidak keberatan perutnya aku sentuh. Mungkin dia juga ingin aku memijat perutnya. Dengan perlahan aku menggerakkan telapak tanganku. Telapak tanganku membuat gerakan berputar. Aku tidak tahu apakah perut perempuan itu memang biasa dan bisa dipijat. Karena itu, aku hanya melakukan sentuhan sambil memutar telapak tanganku. Aku melihat Nayra kini terpejam.
Sepasang matanya terkatup. Dia seperti menikmati pijatan yang aku lakukan pada perutnya. Setelah beberapa saat memijat perut, aku memutuskan untuk memindahkan telapak tanganku. Perlahan telapak tanganku bergerak ke atas, melintasi bagian di antara dua bukit kembar. Telapak tanganku bergerak di bawah tangan kiri Nayra yang digunakan untuk menutupi bagian dadanya. Ketika bergerak melewati bagian di antara kedua bukit kembar, telapak tanganku menyentuh bagian tepi bukit kembar sebelah kiri dan kanan. Aku menyentuh antara sengaja dan tidak sengaja. Ketika menyentuh, aku melirik ke Nayra untuk melihat reaksinya. Nayra masih bersikap seperti sebelumnya. Dia memejamkan mata. Telapak tanganku bergerak hingga mendekati leher dan kembali turun ke bawah. Aku mengulangi gerakan tanganku ke atas dan ke bawah. Telapak tanganku sudah berkali-kali menyentuh bagian tepi bukit kembar milik Nayra.
Sama seperti sebelumnya, Nayra tidak bereaksi apa-apa. Aku kemudian memutuskan untuk melakukan sesuatu. Aku memutuskan untuk melakukan satu hal yang berani. Sangat berani.
Perlahan, tangan kananku mengangkat tangan kiri Nayra yang digunakan untuk menutupi bagian dadanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar