Rabu, 16 April 2025

Bosku, Istri Temanku - Part 06

 


NAYRA membuka matanya sedikit ketika menyadari kalau aku mengangkat tangan kirinya yang digunakan untuk menutupi dadanya. Ketika membuka mata dia menatapku. Dia menatapku sekilas. Ketika menatapku, aku melihat rona tersipu di wajahnya. Dia terlihat malu-malu. Bibirnya menyungging senyum tersipu. Namun, hanya sebatas itu karena dia kemudian menutup matanya. Nayra tidak bersikeras untuk terus menutupi bagian dada dengan tangannya. Bahkan tangan kirinya yang tadi menutupi dan kuangkat, kini berada di samping tubuhnya. Karena tangan yang menutupi sudah kuangkat, bagian yang tadi tertutupi kini terbuka lebar. Aku menahan nafas. Aku merasa debar di dadaku semakin kencang. Di depanku kini ada pemandangan indah. Pemandangan indah yang tak terbayangkan.

Di depanku ada sepasang bukit kembar yang benar-benar indah. Tadi aku memang sempat melihat bagian ini. Tapi tadi aku hanya melihat sekilas karena Nayra langsung menutupi bagian itu dengan tangannya. Kini bagian itu tak lagi tertutupi. Aku melihat sepasang bukit kembar yang membusung. Bukit kembar yang mulus dan bersih. Bukit kembar dengan kulit yang putih. Pada pucuk bukit kembar itu aku melihat lingkaran kecil berwarna merah muda. Persis di tengah lingkaran itu aku melihat pucuk yang juga berwarna merah muda. Pucuk itu terlihat mengeras. Tegak dan mengeras.

Tanpa berkata apa-apa, perlahan aku mendekatkan telapak tangan kananku ke bukit kembar sebelah kiri.

 Aku melirik ke Nayra. Perempuan jelita yang kini menjadi bos-ku itu masih memejamkan mata. Telapak tanganku kemudian menyentuh bagian itu.

Bagian yang sangat indah. Bagian yang terasa kenyal. Bagian yang membusung indah.

Bagian yang seharusnya tak boleh aku sentuh.

Bagian yang seharusnya merupakan areal terlarang bagi laki-laki selain Januarta.

Aku menyentuh bagian itu dengan dada berdebar. Pada kondisi normal, jika seorang dengan sengaja menyentuh dan meraba-raba bagian dada perempuan lain, apalagi jika si perempuan sudah dewasa dan istri orang, hal itu merupakan pelanggaran. Itu merupakan tindakan yang bisa berujung pada tuntutan hukum. Perempuan yang disentuh secara sengaja di bagian dada punya hak untuk memaki, bahkan menampar lelaki kurang ajar yang melakukan itu. Bahkan, si perempuan bisa melaporkan hal itu kepada petugas keamanan.

Dalam kondisi normal, seharusnya reaksi Nayra adalah seperti itu. Marah dan tersinggung karena aku dengan sengaja menyentuh bagian yang memang tak boleh aku sentuh. Namun, yang terjadi saat ini sama sekali berbeda dengan apa yang seharusnya terjadi.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar